Frendy Wijaya | Mahasiswa Limkokwing University of Creative Techology Malaysia Asal Pontianak
SAYA sudah sekitar 2,5 tahun tinggal di Malaysia. Selama setahun di Kuching, Sarawak, dan 1,5 tahun di Kuala Lumpur. Saat ini terasa sedang panas-panasnya politik Malaysia jelang Pemilu pada 5 Mei mendatang.
Politik Malaysia jadi hot topic di mana-mana. Kalau di Pontianak, orang suka ngobrol politik di warung kopi, di sini orang-orang ngobrol politik di Kedai Mamak (tempat makan India).
Pemilu juga sedang menjadi topik hangat di jejaring sosial seperti facebook dan twitter. Antusias warga sangat terasa, setiap posting mengenai Pemilu mendapatkan perhatian yang sangat tinggi. Terutama jika posting tersebut cenderung menyudutkan Barisan Nasional. Namun diskusi formal sampai saat ini belum begitu terasa, karena masa kampanye baru akan dimulai pada 20 April 2013.
Seperti di Indonesia, masa jelang kampanye diwarnai pemasangan bendera partai dan poster- poster. Bedanya di sini kampanye berupa bendera dan poster diatur dengan sangat tertib. Jadi hanya ditemui di area tertentu saja.
Media massa sangat dimonopoli oleh Barisan Nasional, pemberitaan tidak seperti kebebasan media massa di Indonesia. Kondisi Pakatan Rakyat dalam mengkampanyekan partai mereka seolah dipersulit. Bahkan untuk menggantungkan bendera mereka pun aturannya segudang. Jejaring sosial seperti Youtube dan media lainnya di internet sepertinya sudah tunduk terhadap Barisan Nasional. Termasuk video asusila yang diduga dari politisi Pakatan Rakyat, beredar sangat cepat melalui jejaring sosial.
Melihat kampanye di Malaysia yang jauh lebih frontal dibanding Indonesia (di sini kampanye dari masing-masing kubu saling menjelekkan), kami WNI khususnya mahasiswa Indonesia berharap agar tidak terjadi kericuhan pada masa pra maupun pasca Pemilu pada 5 Mei mendatang.
Di tengah euforia, beberapa teman saya warga lokal di sini menyatakan tidak ambil pusing terhadap Pemilu di Malaysia. Dalam pemikiran mereka, toh akhirnya Barisan Nasional pasti akan ke luar sebagai pemenang lagi. Beberapa dari teman saya bahkan tidak tahu kapan tanggal pastinya Pemilu Malaysia. Mereka terkesan cenderung masa bodoh dengan kemungkinan konfilik berlatar SARA akibat perbedaan pendapat pada Pemilu.
Saya menanyakan kepada teman-teman warga lokal sini, sebagian mereka menyatakan masa bodoh dengan euforia Pemilu. Sebagian berpendapat jika Anwar Ibrahim (Pakatan Rakyat) menang, kemungkinan besar akan berimbas baik terhadap Indonesia. Sepengetahuan sebagian orang bahwa Anwar Ibrahim memiliki hubungan yang sangat erat dengan petinggi di Indonesia seperti Habibie dan lainnya. Seperti halnya warga Indonesia terhadap negaranya, warga Malaysia juga tentunya mengharapkan perubahan ke arah yang jauh lebih baik lagi setelah Pemilu.
Penulis : Dian Lestari
Editor : Muhadis
Sumber : Tribun Pontianak
0 komentar
Baca Dulu Baru Koment