.

Rabu, 23 Januari 2013

Akhlak dan Moral Bangsa Makin Terkikis


Harian kal-Bar, Pontianak – Hari kelahiran (Maulid) Nabi Muhammad SAW akan diperingati umat Islam, Kamis (24/1) besok. Seharusnya momentum ini bisa dijadikan sebagai waktu untuk perbaikan akhlak. Mengingat sekarang akhlak dan moral bangsa semakin terkikis.

“Hampir setiap hari media menontonkan betapa hancurnya akhlak dan moral bangsa ini. Mulai dari generasi muda hingga para pemimpin yang banyak melakukan korupsi,” kata Dr KH Zuhri Maksudi MSi, Pimpinan Pondok Pesantren Walisongo Pontianak, kepada Rakyat Kalbar, Selasa (22/1), di kediamannya.
Menurutnya, seharusnya momentum ini juga dijadikan pemimpin untuk meneladani akhlaknya. Sebab dalam diri Rasulullah terkandung ajaran untuk siddig, amanah, tablig, dan fatonah.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Surah Al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah.” Dalam hadisnya beliau juga bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.”
“Tentu ini suatu momen yang luar biasa dalam rangka menyongsong dan menyambut hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW 1434 Hijriah ini. Apalagi di Kalbar baru saja dilantik gubernur dan wakil gubernur baru, serta akan banyak pilkada yang akan berlangsung. Salah satunya di Kota Pontianak,” ujarnya.
Lanjutnya, ajang untuk menentukan dalam memilih dan memilah siapa yang akan memimpin ibu kota Provinsi Kalbar ini lima tahun ke depan. “Terkait dengan itu semua, saya dari misi kepemimpinan keagamaan dari kalangan pesantren menginginkan adanya sejarah baru. Kita menginginkan lahirnya pemimpin yang mencontoh pribadi Rasulullah. Dalam pribadi Rasulullah itu terdapat empat sifat, yaitu siddiq, amanah, tabligh, dan fatonah. Bagi umat Islam itu mesti dijadikan sandaran utama untuk memilih pemimpin,” papar Zuhri.
Siddiq berbicara kebenaran. Bukan hanya perkataannya yang benar, tapi juga perbuatannya juga benar. Sejalan dengan ucapannya. Beda sekali dengan pemimpin sekarang yang kebanyakan hanya kata-katanya yang manis, namun perbuatannya berbeda dengan ucapannya.
Amanah artinya benar-benar bisa dipercaya. Berbicara tugas dan tanggung jawab untuk masyarakat. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah Nabi Muhammad SAW dijuluki oleh penduduk Mekkah dengan gelar “Al Amin” yang artinya tepercaya, jauh sebelum beliau diangkat jadi nabi. Apa pun yang beliau ucapkan, penduduk Mekkah memercayainya, karena beliau bukanlah orang yang pembohong.
Tablig artinya menyampaikan. Hal-hal apa yang disampaikan harus benar. Segala firman Allah yang ditujukan oleh manusia, disampaikan oleh Nabi. Tidak ada yang disembunyikan meski itu menyinggung Nabi. Fatonah artinya cerdas. Pemimpin harus cerdas dan punya pemikiran yang brilian untuk kemajuan rakyatnya. Program yang dicanangkan harus dilaksanakan dengan baik.
“Kalau kita kaitkan kesemuanya itu berbicara akhlak. Kita melihat pemimpin sekarang luar biasa bergeser moral dan akhlaknya. Dari pemimpin republik sampai ke tingkat pedesaan. Rusak semua mental-mental agamanya karena salah dalam memangku amanah kepemimpinan itu sendiri,” tegas Zuhri.
Oleh karena itu harus selektif dalam memilih pemimpin yang benar-benar bisa amanah. Belakangan pendidikan yang diberikan oleh pemerintah dan pejabat-pejabat ini, seorang pemimpin di negara ini yang telah menampilkan sikap arogansi. Bisa dilihat apakah itu melalui media elektronik maupun cetak.
Padahal dulu pemimpin yang dilahirkan di zaman Rasulullah, insya Allah itu suatu zaman yang sangat baik. Model pemimpin yang tidak baik juga berdampak kepada anak muda dan remaja. Bisa dilihat sekarang akhlak remaja jauh bergeser.
“Saat ini mau mencari figur pemimpin sangat sulit. Banyak yang ingin tampil menjadi pejabat. Setelah jadi lupa dengan janji yang telah ia umbar di depan rakyat. Saya mengira masih banyak pemimpin-pemimpin kita yang baik dan layak. Oleh karena itu cobalah muncul ke permukaan supaya generasi muda menilai bahwa pemimpinnya yang layak dijadikan panutan masih ada. Seperti Rasulullah yang dijadikan suri teladan sampai kapan pun,” jelasnya.
Dirinya mengajak mengimplementasikan dengan mencontoh Rasulullah. Dan umat Islam harus selektif memilih pemimpin yang mempunyai empat sikap ini.
“Ayolah momentum maulid ini dijadikan sebagai koreksi diri yang mendalam. Untuk pemuda dan remaja solusinya saya menyarankan berikan pendidikan keagamaan di pesantren. Pesantren akan membekali ilmu agama tanpa meninggalkan ilmu yang berkembang sekarang,” papar Zuhri. (equator-news)
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar

Baca Dulu Baru Koment

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Harian Kal-Bar
Designed by BlogThietKe Cooperated with Duy Pham
Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top